Koefisien
korelasi mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua veriabel. koefisien korelasi hanya
mengukur kekuatan hubungan linier dan tidak pada hubungan non linier.
Harus diingat pula bahwa
adanya hubungan linier yang kuat di antara variabel tidak selalu berarti ada
hubungan kausalitas, sebab-akibat. Korelasi hanya menjelaskan kekuatan hubungan tanpa memperhatikan hubungan
kausalitas, mana yang dipengaruhi dan mana yang mempengaruhi. Kedua variabel masing-masing bisa berperan sebagai Variabel X maupun
Variabel Y.
Karakteristik korelasi
- Nilai r
selalu terletak antara -1 dan +1
- Nilai r tidak
berubah apabila seluruh data baik pada variabel x, variabel y, atau
keduanya dikalikan dengan suatu nilai konstanta (c) tertetu (asalkan c ≠ 0).
- Nilai r tidak
berubah apabila seluruh data baik pada variabel x, variabel y, atau
keduanya ditambahkan dengan suatu nilai konstanta (c) tertetu.
- Nilai r tidak akan
dipengaruhi oleh penentuan mana variabel x dan mana variabel y. Kedua
variabel bisa saling dipertukarkan.
· Nilai
r hanya untuk mengukur kekuatan hubungan linier, dan tidak dirancang untuk
mengukur hubungan non linier
Korelasi Pearson
Korelasi Pearson merupakan salah satu ukuran
korelasi yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari
dua veriabel. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan salah
satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya, baik dalam arah yang
sama ataupun arah yang sebaliknya.
Standarisasi
Salah satu keterbatasan kovarian sebagai ukuran
kekuatan hubungan linier adalah arah/besarnya gradien yang tergantung pada
satuan dari kedua variabel tersebut. Misalnya, kovarian antara serapan N (%)
dan Hasil Padi (ton) akan jauh lebih besar apabila satuan % (1/100) kita
konversi ke ppm (1/sejuta). Agar nilai kovarian tidak tergantung kepada unit
dari masing-masing variabel, maka kita harus membakukannya terlebih dahulu
yaitu dengan cara membagi nilai kovarians tersebut dengan nilai standar deviasi
dari kedua variabel tersebut sehingga nilainya akan terletak antara -1 dan +1. Ukuran
statistik tersebut dikenal dengan Pearson product moment correlation
yang mengukur kekuatan hubungan linier (garis lurus) dari kedua variabel
tersebut. Koefisien korelasi linear kadang-kadang disebut sebagai koefisien korelasi
pearson untuk menghormati Karl Pearson (1857-1936), yang pertama kali
mengembangkan ukuran statistik ini.
Kovarian:

Standar Deviasi variabel X dan Y:

Korelasi:
Nilai kovarian distandarkan dengan membagi nilai kovarian tersebut dengan nilai standar deviasi kedua variabel.


atau

atau

atau

Koefesien Determinasi
Koefesien diterminasi dengan simbol r2 merupakan
proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model
statistik. Definisi berikutnya menyebutkan bahwa r2 merupakan rasio
variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli.
Secara umum r2 digunakan sebagai informasi mengenai
kecocokan suatu model. Dalam regresi r2 ini
dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data
asli yang dibuat model. Jika r2 sama dengan 1, maka angka
tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna.
Interpretasi lain ialah bahwa r2 diartikan sebagai proporsi
variasi tanggapan yang diterangkan oleh regresor (variabel bebas / X) dalam
model. Dengan demikian, jika r2 = 1 akan mempunyai arti bahwa
model yang sesuai menerangkan semua variabilitas dalam variabel Y. Jika r2 =
0 akan mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor (X) dengan
variabel Y. Dalam kasus misalnya jika r2 = 0,8 mempunyai arti
bahwa sebesar 80% variasi dari variabel Y (variabel tergantung / response)
dapat diterangkan dengan variabel X (variabel bebas / explanatory); sedang
sisanya 0,2 dipengaruhi oleh variabel-variabel yang tidak diketahui atau
variabilitas yang inheren. (Rumus untuk menghitung koefesien determinasi (KD)
adalah KD = r2x 100%) Variabilitas mempunyai makna penyebaran /
distribusi seperangkat nilai-nilai tertentu. Dengan menggunakan bahasa
umum, pengaruh variabel X terhadap Y adalah sebesar 80%; sedang sisanya 20%
dipengaruhi oleh faktor lain.
Dalam hubungannya dengan
korelasi, maka r2 merupakan kuadrat dari koefesien
korelasi yang berkaitan dengan variabel bebas (X) dan variabel Y (tergantung).
Secara umum dikatakan bahwa r2 merupakan kuadrat korelasi
antara variabel yang digunakan sebagai predictor (X) dan variabel yang
memberikan response (Y). Dengan menggunakan bahasa sederhana r2 merupakan
koefesien korelasi yang dikuadratkan. Oleh karena itu, penggunaan koefesien
determinasi dalam korelasi tidak harus diinterpretasikan sebagai besarnya
pengaruh variabel X terhadap Y mengingat bahwa korelasi tidak sama dengan
kausalitas. Secara bebas dikatakan dua variabel mempunyai hubungan belum tentu
variabel satu mempengaruhi variabel lainnya. Lebih lanjut dalam konteks
korelasi antara dua variabel maka pengaruh variabel X terhadap Y tidak nampak.
Kemungkinannya hanya korelasi merupakan penanda awal bahwa variabel X mungkin
berpengaruh terhadap Y. Sedang bagaimana pengaruh itu terjadi dan ada atau tidak
kita akan mengalami kesulitan untuk membuktikannya. Hanya menggunakan angka r2 kita
tidak akan dapat membuktikan bahwa variabel X mempengaruhi Y.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar